Minggu, 22 Agustus 2010

Mengatasi Perubahan Emosi Saat Kehamilan

Saat kehamilan, hormon wanita akan mengalami pasang surut yang sangat tajam. Jika PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang terjadi setiap sebelum wanita mendapatkan siklus menstruasi setiap bulan sudah bisa membuat emosi wanita berubah-ubah, apalagi ketika saat hamil? Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga agar emosi si ibu tidak terlalu mencolok dan meledak-ledak?
Menurut Susan Warhus M.D., pengarang buku Darn Good Advice: Pregnancy mengatakan, dalam masa kehamilan, tubuh mengalami perubahan yang sangat signifikan, begitu pula emosi. Adalah hal yang umum saat hamil seorang ibu merasakan perubahan perasaan yang sangat beragam. Dari perasaan takut hingga sedih, hingga senang hanya dalam jarak waktu beberapa menit saja. Ketika keriaan kehamilan mulai mengena pada ibu hamil, hidup akan mulai terasa seperti wahana roller coaster.


Kenyataan bahwa si ibu akan membawa kehidupan baru ke dalam dunia membangunkan semacam kekhawatiran dan ketakutan tersendiri di dalam dirinya. Pertanyaan-pertanyaan pun mulai berkelebat di dalam benaknya; Apakah saya mampu menjadi seorang ibu yang baik? Apa yang akan terjadi pada hubungan saya dan pasangan? Bagaimana dengan kehidupan romantisme dan seksual nantinya? Apakah ukuran tubuh saya akan seperti ini terus? Bagaimana dengan karier saya? Apakah saya akan berubah menjadi seperti ibu saya atau ibu si dia?
Menurut Susan, memahami efek kehamilan dalam pola pikir seseorang akan membantu Anda mengatur perubahan emosi. Akan lebih baik pula jika si ibu mengetahui bahwa tekanan emosional tidak memiliki efek negatif pada kondisi kehamilan. Pertumbuhan janin di dalam rahim akan cukup kuat dan sehat asalkan terus dipantau, dijaga, dan dipenuhi kebutuhannya. Meski memang kalangan kesehatan mengetahui, bahwa stres bisa tetap mempengaruhi si ibu hamil dan janinnya, namun belum ada indikator pastinya. Kalangan kesehatan saat ini hanya mengetahui bahwa stres bisa meningkatkan detak jantung dan sang janin bisa merasakan perubahan ini.
Yang mesti diwaspadakan bukanlah stresnya, tapi apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi stres tersebut. Apakah Anda akan melakukan hal-hal yang tak sehat untuk si bayi, misal, mengkonsumsi makanan tidak sehat, dan sebagainya. Supaya tidak membahayakan diri dan kehamilannya, berikut adalah strategi-strategi yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa kegelisahan saat kehamilan:
- Memahami bahwa apa yang Anda rasa adalah normal.
- Percaya pada emosi dan tingkatkan kepercayaan pada diri sendiri.
- Usahakan untuk terus berkomunikasi dengan pasangan.
- Dapatkan dukungan dari teman, keluarga, dokter, atau komunitas lainnya.
- Jangan mencoba menjadi pahlawan dalam hal apa pun. Cukup lakukan yang terbaik, dan selalu prioritaskan kesehatan Anda dan janin.
- Perbanyak pengetahuan tentang apa yang terjadi pada tubuh Anda, dan persenjatai diri Anda dengan mengetahui kemungkinan apa yang akan terjadi di depan nanti.
- Ikuti latihan-latihan relaksasi, seperti yoga dan meditasi.
- Lepaskan tekanan dengan melakukan latihan yang aman tapi tetap enerjik, seperti berjalan, berenang, dan berdansa kecil.
- Dengarkan lagu favorit atau membaca buku-buku inspiratif.
- Jika memungkinkan, coba cari spa yang menawarkan pijatan khusus untuk ibu hamil.
- Berendam dalam air hangat selama air ketuban belum pecah masih dianggap aman. Jika memungkinkan, cobalah untuk berendam dalam air hangat untuk melepaskan ketegangan.
- Pelajari teknik relaksasi lewat buku atau dengan mengambil kelas-kelas khusus.
- Konsumsi makanan seimbang dan bernutrisi.
- Simpan dan catat kegiatan-kegiatan harian di dalam buku harian.
- Manjakan diri dengan makanan-makanan yang menyenangkan, seperti es krim atau cokelat berkualitas tinggi.
- Jika Anda masih merasakan rasa sendu tak menentu selama kehamilan, ada baiknya Anda menemui dokter khusus untuk mendapatkan perawatan tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar